Fast Fashion: Murah, Cepat, Tapi Bikin Bumi Sakit

author Ardhia Tap

share news
share news

URL berhasil dicopy

share news


TUJUHPAGI - Fast fashion. Kata itu kini jadi idola baru di dunia mode. Murah. Cepat. Selalu baru. Selalu tren. Itulah resepnya.  

Indonesia pun ikut larut. Merek lokal dan internasional berlomba. Koleksi baru keluar dalam hitungan minggu. Harga ditekan serendah mungkin. Konsumen dimanjakan.  

Tapi bumi? Tidak.  

Aktivis lingkungan dari Nol Sampah Surabaya, Hanie Ismail, mengingatkan: jangan hanya terpukau pada baju baru di etalase. Lihat juga limbahnya.  

“Inovasi dan produk yang berkelanjutan perlu diperhatikan untuk lingkungan yang lebih sehat. Perubahan pola konsumsi dan produksi dalam industri fashion menjadi kunci untuk menjaga keberlanjutan lingkungan,” ujarnya.  

Hanie menekankan, konsumen tidak boleh hanya jadi pemburu diskon. Harus mulai bijak. Pilih produk lokal. Pilih yang ramah lingkungan. Pilih yang tahan lama. Jangan hanya ikut tren sebentar lalu buang.  

Mendaur ulang pakaian lama. Memperbaiki yang rusak. Mengurangi belanja berlebihan. Langkah-langkah kecil itu bisa berdampak besar.  

Industri pun tidak bisa dibiarkan sendiri. Pemerintah harus hadir. Regulasi harus ada. Inovasi harus didorong. Kalau tidak, fast fashion akan terus jadi mesin pencemar yang tak terkendali.  

Ciri khas fast fashion jelas: model selalu mengikuti tren terkini, pergantian koleksi sangat cepat, diproduksi di negara berkembang dengan upah rendah, dan menggunakan bahan murah yang cepat rusak.  

Dampaknya juga jelas: sungai tercemar pewarna tekstil. Mikroplastik dari poliester menumpuk. Pestisida kapas merusak tanah dan kesehatan pekerja. Kulit binatang dan bahan kimia berbahaya mengancam ekosistem.  

Fast fashion memang memanjakan mata dan dompet. Tapi di baliknya, bumi menjerit.  

Kalau industri mode ingin tetap hidup, ia harus belajar hidup berdampingan dengan bumi. Kalau tidak, yang rusak bukan hanya pakaian. Tapi juga masa depan.  

---

Berita Terbaru

Rumah Literasi Digital: Jagongan di Tengah Bisingnya Zaman

Rumah Literasi Digital: Jagongan di Tengah Bisingnya Zaman

Selasa, 26 Agu 2025 22:53 WIB

Selasa, 26 Agu 2025 22:53 WIB

Jurnalis tak lagi sekadar penulis berita. Kini, mereka diharapkan menjadi penghubung—antara dunia yang riuh dan masyarakat yang haus penjelasan.…

Secangkir Kopi di Cafe Megumi RS Primaya Bekasi Barat

Secangkir Kopi di Cafe Megumi RS Primaya Bekasi Barat

Selasa, 26 Agu 2025 12:12 WIB

Selasa, 26 Agu 2025 12:12 WIB

Cafe Megumi bukan sekadar tempat ngopi, tetapi ruang yang menghadirkan harapan dan kenyamanan di tengah suasana rumah sakit.…

Tebar Kepedulian, PNM Cabang Surabaya Bersama Baitul Maal Madani Hadirkan Santunan bagi Anak Yatim

Tebar Kepedulian, PNM Cabang Surabaya Bersama Baitul Maal Madani Hadirkan Santunan bagi Anak Yatim

Sabtu, 16 Agu 2025 22:37 WIB

Sabtu, 16 Agu 2025 22:37 WIB

Dalam setiap langkah dan senyuman yang lahir dari kepedulian ini, tersimpan cerita tentang dunia yang masih bisa dirajut dengan benang-benang kasih dan perhatia…

Kereta Api dan Cerita di Balik Perjalanan Menjelang Kemerdekaan ke-80

Kereta Api dan Cerita di Balik Perjalanan Menjelang Kemerdekaan ke-80

Jumat, 15 Agu 2025 13:46 WIB

Jumat, 15 Agu 2025 13:46 WIB

Di tengah lonjakan penumpang yang mencapai puluhan ribu, kereta api menjadi ruang hidup yang menghubungkan kota-kota, keluarga, dan cerita-cerita yang tak terhi…

Kail, Air, dan Kehidupan: Filosofi Memancing ala Gede

Kail, Air, dan Kehidupan: Filosofi Memancing ala Gede

Jumat, 15 Agu 2025 09:34 WIB

Jumat, 15 Agu 2025 09:34 WIB

TUJUHPAGI - Hobi memancing itu bukan sekadar melempar kail ke air. Lebih dari itu, ia adalah pelarian dari kebisingan dunia, tempat di mana jiwa bisa bernapas…

Menghirup Kedamaian di Jendela Langit, Surga Tersembunyi Pasuruan

Menghirup Kedamaian di Jendela Langit, Surga Tersembunyi Pasuruan

Jumat, 15 Agu 2025 09:23 WIB

Jumat, 15 Agu 2025 09:23 WIB

TUJUHPAGI - Jendela Langit di lereng Gunung Arjuna memang bukan tempat biasa. Angin pegunungan yang berhembus pelan membawa aroma tanah basah yang segar,…