Rumah Literasi Digital: Jagongan di Tengah Bisingnya Zaman

author Robertus Riski

share news
share news

URL berhasil dicopy

share news
Dua narasumber, Dr. Zulaika dan Dr. Harliantara, berbagi pandangan tentang tantangan literasi digital di era media sosial dalam acara Jagongan Bareng di Surabaya.
Dua narasumber, Dr. Zulaika dan Dr. Harliantara, berbagi pandangan tentang tantangan literasi digital di era media sosial dalam acara Jagongan Bareng di Surabaya.

i

TUJUHPAGI - Rumah kecil di Jalan Kacapiring, Surabaya, kembali ramai. Di sana, jagongan digelar. Bukan sekedar kumpul. Ada dua pakar komunikasi hadir: Dr. Zulaika dan Dr. Harliantara. Topik yang diangkat sederhana, tapi penting: peran jurnalis di tengah derasnya arus informasi digital.

Jurnalis tak lagi sekadar penulis berita. Kini, mereka diharapkan menjadi penghubung—antara dunia yang riuh dan masyarakat yang haus penjelasan. “Wartawan ke depan harus menjadi edukator digital,” ujar Zulaika. Bukan lagi komunikasi satu arah. Dialog menjadi kunci. Jika masyarakat tak paham, mereka berhak bertanya. Penjelasan harus hadir, bukan sekadar berita yang lewat begitu saja.

Di tengah dunia yang serba cepat, informasi viral sering hanya satu paragraf. Ringkas, tapi kerap kehilangan makna. Jurnalis ditantang menulis singkat, tetap utuh, tetap akurat. Media sosial dan jurnalisme harus dibedakan. Satu berbasis pribadi, satu lagi berbasis etika dan lembaga. Kredibilitas tak boleh dikorbankan demi kecepatan.

Generasi Z tumbuh dengan layar di tangan. Mereka generasi digital. Potensi besar, tapi juga rentan. Hoaks datang silih berganti. Literasi digital bukan sekadar kemampuan teknis. Ada analisis, ada etika, ada kesadaran. Hoaks tak pernah benar-benar hilang. Informasi positif harus terus diperbanyak, seperti menanam pohon di tanah gersang.

Rumah Literasi Digital berdiri sebagai pusat belajar. Di sana, masyarakat diajak memilah, memahami, dan memproduksi informasi secara bijak. Di era banjir data, kemampuan literasi digital menjadi dasar. Bukan hanya untuk jurnalis, tapi untuk semua.

Jagongan sore itu berakhir. Namun, pertanyaan tetap menggantung di udara: Apakah masyarakat sudah cukup kuat menghadapi gelombang informasi? Atau justru tenggelam dalam riuhnya kabar yang datang tanpa henti?

Di tengah kebisingan, literasi digital menjadi jeda. Tempat menata ulang makna. Di sana, kata-kata tak sekadar jembatan, tapi juga penanda: masih ada harapan, masih ada ruang untuk berpikir.

---

Berita Terbaru

Secangkir Kopi di Cafe Megumi RS Primaya Bekasi Barat

Secangkir Kopi di Cafe Megumi RS Primaya Bekasi Barat

Selasa, 26 Agu 2025 12:12 WIB

Selasa, 26 Agu 2025 12:12 WIB

Cafe Megumi bukan sekadar tempat ngopi, tetapi ruang yang menghadirkan harapan dan kenyamanan di tengah suasana rumah sakit.…

Tebar Kepedulian, PNM Cabang Surabaya Bersama Baitul Maal Madani Hadirkan Santunan bagi Anak Yatim

Tebar Kepedulian, PNM Cabang Surabaya Bersama Baitul Maal Madani Hadirkan Santunan bagi Anak Yatim

Sabtu, 16 Agu 2025 22:37 WIB

Sabtu, 16 Agu 2025 22:37 WIB

Dalam setiap langkah dan senyuman yang lahir dari kepedulian ini, tersimpan cerita tentang dunia yang masih bisa dirajut dengan benang-benang kasih dan perhatia…

Kereta Api dan Cerita di Balik Perjalanan Menjelang Kemerdekaan ke-80

Kereta Api dan Cerita di Balik Perjalanan Menjelang Kemerdekaan ke-80

Jumat, 15 Agu 2025 13:46 WIB

Jumat, 15 Agu 2025 13:46 WIB

Di tengah lonjakan penumpang yang mencapai puluhan ribu, kereta api menjadi ruang hidup yang menghubungkan kota-kota, keluarga, dan cerita-cerita yang tak terhi…

Kail, Air, dan Kehidupan: Filosofi Memancing ala Gede

Kail, Air, dan Kehidupan: Filosofi Memancing ala Gede

Jumat, 15 Agu 2025 09:34 WIB

Jumat, 15 Agu 2025 09:34 WIB

TUJUHPAGI - Hobi memancing itu bukan sekadar melempar kail ke air. Lebih dari itu, ia adalah pelarian dari kebisingan dunia, tempat di mana jiwa bisa bernapas…

Menghirup Kedamaian di Jendela Langit, Surga Tersembunyi Pasuruan

Menghirup Kedamaian di Jendela Langit, Surga Tersembunyi Pasuruan

Jumat, 15 Agu 2025 09:23 WIB

Jumat, 15 Agu 2025 09:23 WIB

TUJUHPAGI - Jendela Langit di lereng Gunung Arjuna memang bukan tempat biasa. Angin pegunungan yang berhembus pelan membawa aroma tanah basah yang segar,…

Serial Anime One Piece: Salib, Pengorbanan, dan Perlawanan terhadap Tirani

Serial Anime One Piece: Salib, Pengorbanan, dan Perlawanan terhadap Tirani

Kamis, 14 Agu 2025 08:32 WIB

Kamis, 14 Agu 2025 08:32 WIB

  Oleh : Darius Tri Sutrisno TUJUHPAGI - Serial anime One Piece telah berlayar lebih dari dua dekade, namun tak henti-hentinya mengguncang batin para p…