Pelatihan Paralegal Jurnalis di Trawas: Bara Kecil yang Menjaga Kebebasan Pers

author Robertus Riski

share news
share news

URL berhasil dicopy

share news
Miftah Faridl, Anggota AJI Indonesia saat menyampaikan materi dalam Pelatihan Paralegal Jurnalis di Trawas, Jawa Timur. (Foto: Robertus Riski)
Miftah Faridl, Anggota AJI Indonesia saat menyampaikan materi dalam Pelatihan Paralegal Jurnalis di Trawas, Jawa Timur. (Foto: Robertus Riski)

i

TUJUHPAGI - 19 September 2025. Di Griya Resi Aloysii, Trawas, jurnalis belajar jadi paralegal. Dari ancaman doxing hingga kriminalisasi, bara kecil solidaritas tumbuh menjaga kebebasan pers. Di sana, 25 orang berkumpul.  Jurnalis AJI, mahasiswa PPMI dan relawan KontraS.  

Mereka datang bukan untuk liburan, mereka datang untuk belajar hukum.  Untuk jadi paralegal.  Untuk bertahan.  

Kekerasan yang Berubah Wajah  

Kekerasan terhadap jurnalis bukan hal baru. Yang membuatnya menakutkan adalah bentuknya yang terus berevolusi.   Jika dulu ancaman datang dari aparat di lapangan, kini ia bisa lahir dari layar gawai.  Doxing. Peretasan. Fitnah. Lebih cepat daripada fakta.
 
“Jurnalis mesti bisa menghadapi itu,” kata Miftah Faridl, mantan Ketua AJI Surabaya.  Kalimat sederhana.  Tapi menohok.  

Belajar Jadi Benteng  

Sejak 19 hingga 21 September, para jurnalis menjalani diskusi yang tidak sederhana.   Diskusi soal hukum. Advokasi. Keselamatan.  Kadang tawa pecah. Kadang cerita getir muncul.  Tentang liputan yang dihentikan paksa.  Tentang ancaman yang datang lewat telepon tengah malam.  Tentang berita yang tak pernah tayang karena tekanan.  Dari cerita getir itu lahir ikatan.  Ikatan yang lebih kuat daripada sekadar pertemanan: solidaritas.  

Yusab, salah satu peserta pelatihan saat menyampaikan gagasannya. Kegiatan ini menjadi ruang belajar bersama untuk memperkuat perlindungan hukum bagi jurnalis sekaligus menjaga bara kecil kebebasan pers agar tetap menyala. (foto: Robertus Riski)Yusab, salah satu peserta pelatihan saat menyampaikan gagasannya. Kegiatan ini menjadi ruang belajar bersama untuk memperkuat perlindungan hukum bagi jurnalis sekaligus menjaga bara kecil kebebasan pers agar tetap menyala. (foto: Robertus Riski)

“Kini kami akrab dan berjejaring,” kata Yusab.  Solidaritas itu ibarat bara kecil.  Tapi bisa jadi api besar.  

Hari terakhir, simulasi kasus.  Para peserta diminta memerankan jurnalis yang dikriminalisasi.  Mereka menjadi paralegal. Ada yang menjadi advokat. Ada yang menjadi korban. Mereka belajar menjadi benteng para jurnalis yang dikriminalisasi. 

Dari situ mereka belajar: hukum bukan hanya teks, tapi juga alat perlawanan.  

“Pengetahuan ini berguna untuk mengadvokasi diri sendiri maupun sejawat,” ujar Yusab Alfa Ziqin, jurnalis Bojonegoro.  

Pelatihan itu hanya tiga hari.  Tapi bekasnya bisa bertahun-tahun.  Bara itu kecil.   Tapi kalau dijaga, ia bisa jadi api.  Api yang menjaga kebebasan pers.   (RR)

 

Berita Terbaru

Romo Lugano: Datang Sebagai Pastor, Hidup Sebagai Nelayan, Dikenang Sebagai Pahlawan.

Romo Lugano: Datang Sebagai Pastor, Hidup Sebagai Nelayan, Dikenang Sebagai Pahlawan.

Senin, 15 Sep 2025 18:37 WIB

Senin, 15 Sep 2025 18:37 WIB

TUJUHPAGI - Nama Romo Francesco Lugano bukan sekadar tercatat dalam buku sejarah kecil masyarakat pesisir Prigi. Ia melekat. Menjadi ingatan yang tidak pernah…

PHK Menghantam, Tembakau Kian Muram

PHK Menghantam, Tembakau Kian Muram

Rabu, 10 Sep 2025 08:15 WIB

Rabu, 10 Sep 2025 08:15 WIB

Ditulis oleh : Hananto Wibisono TUJUH PAGI - PHK menghantam, tembakau kian muram.Ribuan pekerja kehilangan penghidupan, sementara industri yang dulu berjaya…

 Ayah yang Kehilangan Alasannya Bangun Pagi  

 Ayah yang Kehilangan Alasannya Bangun Pagi  

Selasa, 09 Sep 2025 18:43 WIB

Selasa, 09 Sep 2025 18:43 WIB

TUJUH PAGI – Di balik berita dingin tentang mutilasi sadis Tiara Angelina Saraswati, ada satu wajah yang hancur: Setiawan Darmadi.   Bagi dunia, Tiara ha…

Latihan yang Tidak Pernah Usai

Latihan yang Tidak Pernah Usai

Selasa, 09 Sep 2025 18:21 WIB

Selasa, 09 Sep 2025 18:21 WIB

Latihan Tak Pernah Usai: Brigif 2 Marinir Puslatpurmar 4 Purboyo Siap Hadapi Ancaman…

Ibu Pertiwi yang Bukan Pertiwi

Ibu Pertiwi yang Bukan Pertiwi

Senin, 08 Sep 2025 17:04 WIB

Senin, 08 Sep 2025 17:04 WIB

Bahwa "Ibu Pertiwi" ternyata bukan ibu kita. Tapi sudah kita anggap ibu sendiri.…

Ledakan Amarah di Negeri yang Katanya Ramah

Ledakan Amarah di Negeri yang Katanya Ramah

Minggu, 07 Sep 2025 21:43 WIB

Minggu, 07 Sep 2025 21:43 WIB

Ditulis oleh : Dhea Berta Marsella   TUJUHPAGI - Terhitung sejak akhir bulan kedelapan lalu, luapan emosi memenuhi jalan raya sekaligus ruang maya. Teriakan …