Sate Klopo Surabaya: Warisan Kuliner yang Menggugah Selera Lintas Generasi

author Ardhia

share news
share news

URL berhasil dicopy

share news
Foto: Robertus Risky
Foto: Robertus Risky

i

Tujuhpagi.com -  Asap tebal menyelimuti Jalan Walikota Mustajab, membawa aroma menggoda yang bukan berasal dari polusi kendaraan. Di tengah hiruk-pikuk kota, pandangan tertuju pada sekelompok penjual yang sibuk membakar daging dalam tungku sederhana. Di sinilah, Sate Klopo Bu Asih, kuliner legendaris Surabaya, menawarkan cita rasa yang telah terjaga selama puluhan tahun.

Warisan yang Hidup Sejak 1945

Sejak tahun 1945, Sate Klopo Bu Asih telah menjadi bagian dari sejarah kuliner Surabaya. Berawal dari Hj. Li'ah, generasi pertama yang menjajakan sate kelapa ini secara keliling, kini warisan ini dilanjutkan oleh menantunya, Asih Soedarmi. Dari lokasi kecil berukuran 9x6 meter, sate klopo ini telah menarik perhatian wisatawan lokal hingga mancanegara, menjadi jujukan bagi pencinta kuliner yang ingin merasakan kelezatan kota pahlawan.

Menjaga Keaslian Rasa

Kini, di tangan Harits Kurnia, generasi ketiga yang meneruskan tradisi ini, keaslian dan cita rasa Sate Klopo tetap terjaga. "Kami tidak membuka cabang, supaya citarasa tetap terjaga," ungkap Harits, yang akrab disapa Ririn. Dalam setiap tusuk sate, daging yang dibalut kelapa dan bumbu rempah yang kaya menjadi kunci kelezatan. "Kami memilih daging berkualitas untuk menjaga keautentikan rasanya," tambahnya.

Foto: Robertus Risky

Setiap hari, tempat kuliner ini mampu mengolah hingga 100 kg daging sapi dan 30 kg daging ayam. Menu yang ditawarkan meliputi sate klopo daging sapi, sate otot, sate sumsum, dan sate ayam, dengan harga per porsi berkisar antara Rp31.000 hingga Rp47.000.

Surganya Pecinta Kuliner

Sate Klopo Bu Asih bukanlah satu-satunya penjual sate klopo, namun racikan bumbu kacang yang orisinil dan serundeng (kelapa parut goreng) membuatnya berbeda. Banyak cara menikmati sate ini, baik dengan nasi maupun lontong. "Baru pertama kali mencicipi, enak! Bumbu kacangnya kuat, terutama serundengnya. Beda dari sate klopo yang lain," ungkap Abidin Nul Haqih, seorang wisatawan asal Tulungagung.

Sebagai salah satu ikon kuliner Surabaya, Sate Klopo tidak hanya sekadar makanan, tetapi juga pengalaman yang menggugah selera. Menikmati setiap gigitan sate klopo adalah cara untuk merasakan warisan rasa yang telah terjaga lintas generasi. Di balik setiap tusuk sate, terdapat kisah dan dedikasi yang membuatnya semakin istimewa. (RR)

Berita Terbaru

Setan di Tengah Kota

Setan di Tengah Kota

Sabtu, 26 Jul 2025 07:51 WIB

Sabtu, 26 Jul 2025 07:51 WIB

TUJUHPAGI - Saya masuk. Bersama tujuh orang lain. Satu pura-pura berani. Satu lagi benar-benar penakut. Sisanya? Tidak jelas. Mungkin hanya ikut-ikutan. Atau,…

Kelas Menengah Kian Menyusut, Kesejahteraan Bangsa Ikut Surut

Kelas Menengah Kian Menyusut, Kesejahteraan Bangsa Ikut Surut

Jumat, 25 Jul 2025 22:34 WIB

Jumat, 25 Jul 2025 22:34 WIB

TUJUHPAGI - Kelas menengah Indonesia sedang turun gunung. Bukan, bukan turun untuk piknik. Tapi benar-benar turun kelas. Data BPS terbaru: jumlah kelas…

Benowo Mengeluh, Udara Tak Lagi Utuh

Benowo Mengeluh, Udara Tak Lagi Utuh

Jumat, 25 Jul 2025 06:24 WIB

Jumat, 25 Jul 2025 06:24 WIB

TUJUHPAGI - Benowo, Surabaya. Di sini, listrik menyala dari sampah. Tapi, di balik gemerlap lampu-lampu itu, ada nafas yang tersengal. Saya ingat, di masa…

Rojali: Harapan Rekreasi di Tengah Lesunya Transaksi

Rojali: Harapan Rekreasi di Tengah Lesunya Transaksi

Kamis, 24 Jul 2025 21:47 WIB

Kamis, 24 Jul 2025 21:47 WIB

TUJUHPAGI - Fenomena mal yang ramai pengunjung namun tenan sepi pembeli kini menjadi pemandangan lumrah di banyak kota besar. Di dalam toko dan tenan, para…

Suara Anak Kampung dari Gang-Gang Surabaya: Saatnya Berani Berkarya, Berani Bersuara, Perjuangkan Asa

Suara Anak Kampung dari Gang-Gang Surabaya: Saatnya Berani Berkarya, Berani Bersuara, Perjuangkan Asa

Rabu, 23 Jul 2025 19:07 WIB

Rabu, 23 Jul 2025 19:07 WIB

TUJUHPAGI - Hari itu, Minggu pagi, Surabaya belum sepenuhnya bangun. Tapi di sudut-sudut kampung, di gang-gang sempit yang kadang luput dari peta pembangunan, …

Raih Mimpi Setinggi Langit, Ciptakan Asa: Anak-anak Sanggar Merah Merdeka

Raih Mimpi Setinggi Langit, Ciptakan Asa: Anak-anak Sanggar Merah Merdeka

Minggu, 20 Jul 2025 03:38 WIB

Minggu, 20 Jul 2025 03:38 WIB

Tujuhpagi.com- Saya ingat satu kalimat dari Ki Hajar Dewantara. Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun…