Aksi Pro Palestina di Surabaya: Seruan Hentikan Genosida dan Solidaritas Kemanusiaan

author tujuhpagi.co

share news
share news

URL berhasil dicopy

share news
Gemuruh ratusan pengunjuk rasa pro Palestina yang tergabung dalam Komite Umat Islam Anti Amerika-Israel (KUMAIL) mengecam tindakan brutal yang dilakukan Israel dan Amerika di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis (28/3/2025) sore. (Tujuhpagi.com/ R
Gemuruh ratusan pengunjuk rasa pro Palestina yang tergabung dalam Komite Umat Islam Anti Amerika-Israel (KUMAIL) mengecam tindakan brutal yang dilakukan Israel dan Amerika di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis (28/3/2025) sore. (Tujuhpagi.com/ R

i

TUJUHPAGI.COM -  Dalam rangka memperingati Hari Quds Internasional, ratusan orang yang tergabung dalam Komite Umat Islam Anti Amerika-Israel (KUMAIL) Jawa Timur menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat (29/3/2025) sore. Unjuk rasa ini secara tegas mengecam kekerasan yang dilakukan oleh Israel dan didukung oleh Amerika Serikat.

Hari Quds Internasional, seperti yang dijelaskan oleh Wikipedia, adalah acara tahunan yang diinisiasi oleh Republik Islam Iran pada 1979. Dirayakan setiap Jumat terakhir di bulan Ramadan, hari ini dirancang untuk menunjukkan solidaritas dengan bangsa Palestina dan menentang Zionisme serta kebijakan Israel.

Aksi yang dimulai dari pukul 15.00 hingga jelang Maghrib tersebut terdiri dari massa aksi dari berbagai kota di Jawa Timur. (Tujuhpagi.com / Robertus Rizky)

Aksi di Surabaya dimulai sejak pukul 15.00 WIB dan berlanjut hingga menjelang Maghrib. Massa menyerukan penghentian aksi brutal yang melibatkan penggunaan peluru dan rudal terhadap warga sipil Gaza. Dengan membawa pesan solidaritas kemanusiaan, aksi damai ini menekankan pentingnya persatuan dalam melawan penindasan.

Sebuah teatrikal yang menggambarkan kekejaman tokoh-tokoh dunia. Dalam pertunjukan tersebut, Benjamin Netanyahu, Donald Trump, dan Joe Biden digambarkan sebagai penjahat perang yang tertunduk dengan rantai, menyoroti tindakan mereka yang dianggap sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan. (Tujuhpagi.com/Robertus Rizky)

Para peserta aksi meneriakkan yel-yel perjuangan dan menampilkan teatrikal yang menggambarkan kekejaman tokoh-tokoh dunia. Dalam pertunjukan tersebut, Benjamin Netanyahu, Donald Trump, dan Joe Biden digambarkan sebagai penjahat perang yang tertunduk dengan rantai, menyoroti tindakan mereka yang dianggap sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan. Sang orator dengan lantang berseru,

"Kami di sini mengutuk aksi kejam Israel dan Amerika yang membombardir warga sipil Palestina, melakukan genosida yang tak terhitung korbannya."

Meski diguyur hujan deras dan di tengah ibadah puasa, semangat massa aksi tak surut. "Jangan takut, ini cuma hujan air. Sementara rakyat Palestina di sana dihujani rudal dan peluru," tegas salah seorang orator. Aksi ini diakhiri dengan pembakaran bendera Israel, sebagai simbol penolakan terhadap kebijakan yang dinilai menyengsarakan rakyat Palestina.

Sementara itu, aksi damai Yaum Al-Quds (Jerusalem) memperkuat solidaritas internasional untuk Palestina. Diperingati setiap Jumat terakhir di bulan Ramadan, momen ini menjadi panggilan global bagi umat Islam untuk bersatu dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina yang terus berlanjut. (RR)

Berita Terbaru

Setan di Tengah Kota

Setan di Tengah Kota

Sabtu, 26 Jul 2025 07:51 WIB

Sabtu, 26 Jul 2025 07:51 WIB

TUJUHPAGI - Saya masuk. Bersama tujuh orang lain. Satu pura-pura berani. Satu lagi benar-benar penakut. Sisanya? Tidak jelas. Mungkin hanya ikut-ikutan. Atau,…

Kelas Menengah Kian Menyusut, Kesejahteraan Bangsa Ikut Surut

Kelas Menengah Kian Menyusut, Kesejahteraan Bangsa Ikut Surut

Jumat, 25 Jul 2025 22:34 WIB

Jumat, 25 Jul 2025 22:34 WIB

TUJUHPAGI - Kelas menengah Indonesia sedang turun gunung. Bukan, bukan turun untuk piknik. Tapi benar-benar turun kelas. Data BPS terbaru: jumlah kelas…

Benowo Mengeluh, Udara Tak Lagi Utuh

Benowo Mengeluh, Udara Tak Lagi Utuh

Jumat, 25 Jul 2025 06:24 WIB

Jumat, 25 Jul 2025 06:24 WIB

TUJUHPAGI - Benowo, Surabaya. Di sini, listrik menyala dari sampah. Tapi, di balik gemerlap lampu-lampu itu, ada nafas yang tersengal. Saya ingat, di masa…

Rojali: Harapan Rekreasi di Tengah Lesunya Transaksi

Rojali: Harapan Rekreasi di Tengah Lesunya Transaksi

Kamis, 24 Jul 2025 21:47 WIB

Kamis, 24 Jul 2025 21:47 WIB

TUJUHPAGI - Fenomena mal yang ramai pengunjung namun tenan sepi pembeli kini menjadi pemandangan lumrah di banyak kota besar. Di dalam toko dan tenan, para…

Suara Anak Kampung dari Gang-Gang Surabaya: Saatnya Berani Berkarya, Berani Bersuara, Perjuangkan Asa

Suara Anak Kampung dari Gang-Gang Surabaya: Saatnya Berani Berkarya, Berani Bersuara, Perjuangkan Asa

Rabu, 23 Jul 2025 19:07 WIB

Rabu, 23 Jul 2025 19:07 WIB

TUJUHPAGI - Hari itu, Minggu pagi, Surabaya belum sepenuhnya bangun. Tapi di sudut-sudut kampung, di gang-gang sempit yang kadang luput dari peta pembangunan, …

Raih Mimpi Setinggi Langit, Ciptakan Asa: Anak-anak Sanggar Merah Merdeka

Raih Mimpi Setinggi Langit, Ciptakan Asa: Anak-anak Sanggar Merah Merdeka

Minggu, 20 Jul 2025 03:38 WIB

Minggu, 20 Jul 2025 03:38 WIB

Tujuhpagi.com- Saya ingat satu kalimat dari Ki Hajar Dewantara. Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun…