Bentrok Demonstran dan Polisi Warnai Aksi Protes UU TNI di Surabaya

author tujuhpagi.co

share news
share news

URL berhasil dicopy

share news
Aksi demo berlangsung hampir dua jam sebelum berujung dalam bentrokan antara massa dan aparat kepolisian. Gelombang protes yang membara memicu penggunaan water cannon oleh petugas. (Sumber Foto: Robertus Rizky)
Aksi demo berlangsung hampir dua jam sebelum berujung dalam bentrokan antara massa dan aparat kepolisian. Gelombang protes yang membara memicu penggunaan water cannon oleh petugas. (Sumber Foto: Robertus Rizky)

i

Tujuhpagi.com - Suasana Panas mewarnai Jalan depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, ketika aksi demonstrasi besar terjadi. Senin siang (24/3/2025) ribuan massa berpakaian serba hitam dengan pita merah di lengan mereka memenuhi jalanan, menentang pengesahan Undang-Undang TNI yang dianggap memperkuat dominasi militer dan mengikis supremasi sipil.

Demonstran membakar ban sebagai simbol perlawanan dalam gelombang protes yang semakin memanas. (Sumber Foto: Robertus Risky )

Gelombang protes yang semakin memanas mencapai klimaksnya saat para demonstran membakar ban sebagai simbol perlawanan. Suara lantang mengecam upaya pemerintah yang dianggap menghidupkan kembali Orde Baru berkumandang di udara. Tak hanya itu, para demonstran juga mengecam teror dengan kiriman kepala babi dan bangkai tikus ke kantor media Tempo, dan salah satu orator bahkan berteriak, “Jangankan kepala babi dan bangkai tikus, kami akan mengirimkan bangkai manusia sebagai balasan.”

Petugas menggunakan water cannon untuk mengendalikan situasi yang semakin memanas. (Sumber Foto: Robertus Rizky)

Aksi yang berlangsung hampir dua jam itu akhirnya berujung bentrok antara massa dan aparat kepolisian. Dalam upaya mengendalikan situasi, petugas menggunakan water cannon untuk membubarkan kerumunan. Aparat kemudian memukul mundur para demonstran menuju Plaza Surabaya dan Balaikota Surabaya.

Berita Terbaru

Setan di Tengah Kota

Setan di Tengah Kota

Sabtu, 26 Jul 2025 07:51 WIB

Sabtu, 26 Jul 2025 07:51 WIB

TUJUHPAGI - Saya masuk. Bersama tujuh orang lain. Satu pura-pura berani. Satu lagi benar-benar penakut. Sisanya? Tidak jelas. Mungkin hanya ikut-ikutan. Atau,…

Kelas Menengah Kian Menyusut, Kesejahteraan Bangsa Ikut Surut

Kelas Menengah Kian Menyusut, Kesejahteraan Bangsa Ikut Surut

Jumat, 25 Jul 2025 22:34 WIB

Jumat, 25 Jul 2025 22:34 WIB

TUJUHPAGI - Kelas menengah Indonesia sedang turun gunung. Bukan, bukan turun untuk piknik. Tapi benar-benar turun kelas. Data BPS terbaru: jumlah kelas…

Benowo Mengeluh, Udara Tak Lagi Utuh

Benowo Mengeluh, Udara Tak Lagi Utuh

Jumat, 25 Jul 2025 06:24 WIB

Jumat, 25 Jul 2025 06:24 WIB

TUJUHPAGI - Benowo, Surabaya. Di sini, listrik menyala dari sampah. Tapi, di balik gemerlap lampu-lampu itu, ada nafas yang tersengal. Saya ingat, di masa…

Rojali: Harapan Rekreasi di Tengah Lesunya Transaksi

Rojali: Harapan Rekreasi di Tengah Lesunya Transaksi

Kamis, 24 Jul 2025 21:47 WIB

Kamis, 24 Jul 2025 21:47 WIB

TUJUHPAGI - Fenomena mal yang ramai pengunjung namun tenan sepi pembeli kini menjadi pemandangan lumrah di banyak kota besar. Di dalam toko dan tenan, para…

Suara Anak Kampung dari Gang-Gang Surabaya: Saatnya Berani Berkarya, Berani Bersuara, Perjuangkan Asa

Suara Anak Kampung dari Gang-Gang Surabaya: Saatnya Berani Berkarya, Berani Bersuara, Perjuangkan Asa

Rabu, 23 Jul 2025 19:07 WIB

Rabu, 23 Jul 2025 19:07 WIB

TUJUHPAGI - Hari itu, Minggu pagi, Surabaya belum sepenuhnya bangun. Tapi di sudut-sudut kampung, di gang-gang sempit yang kadang luput dari peta pembangunan, …

Raih Mimpi Setinggi Langit, Ciptakan Asa: Anak-anak Sanggar Merah Merdeka

Raih Mimpi Setinggi Langit, Ciptakan Asa: Anak-anak Sanggar Merah Merdeka

Minggu, 20 Jul 2025 03:38 WIB

Minggu, 20 Jul 2025 03:38 WIB

Tujuhpagi.com- Saya ingat satu kalimat dari Ki Hajar Dewantara. Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun…