TUJUHPAGI.COM- Suasana khidmat menyelimuti Pantai Kodiklatal, Morokrembangan, Surabaya, pada minggu pagi (23/3/2025) ketika ribuan umat Hindu berkumpul untuk mengikuti sembahyang melasti, sebuah ritual sakral memperingati Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1947 yang akan tiba pada 28 Maret 2025. Dalam ritual penuh spiritual ini, umat Hindu merenungkan arti mendalam di balik upacara penyucian diri dan menjaga keseimbangan alam.
Ritual sembahyang yang dipimpin Njero Mangku I Ketut Sadana memberikan nasehat bijak bagi para umat Hindu, agar jemaah lebih memahami nilai-nilai kebenaran dan keadilan dalam kehidupan sehari-hari, "Aku ciptakan engkau, manusia, untuk memahami mana yang benar dan salah," kata pemangku yang menggugah hati.
Suasana khidmat menyelimuti ribuan umat Hindu yang dengan penuh penghayatan mengikuti sembahyang melasti, ritual sakral menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1947 yang akan jatuh pada 28 Maret 2025. (Sumber Foto : Robertus Risky)
Larung sesaji ke dalam laut menjadi satu bagian penting dalam upacara melasti ini. Air, sebagai simbol unsur suci dalam kepercayaan Hindu, dipercaya sebagai wadah penyucian yang memiliki makna mendalam.
Dalam keyakinan Hindu, air melambangkan Sapta Gangga, yakni tujuh sungai suci yang memiliki nilai spiritual yang tinggi bagi umat Hindu, menjadi simbol kesucian dan keselarasan dengan alam.
Pemangku yang memimpin penuh khidmat dalam upacara larung sesaji ini, menghadirkan nuansa spiritual yang memegang erat hati umat Hindu.
Dalam suasaan yang khusyuk dan penuh damai, upacara ini mengingatkan akan pentingnya membersihkan roh dan tubuh dari segala dosa dan kotoran.
Umat percaya bahwa melalui proses penyucian ini, mereka dapat memulai langkah baru dengan hati yang bersih dan pikiran yang jernih menjelang Hari Raya Nyepi.
Setiap langkah menuju laut diiringi dengan doa dan mantra kesucian, menciptakan suasana yang penuh kekhidmatan dan ketenangan. Berbagai sesaji, persembahan, dan bunga-bunga disajikan dengan penuh rasa syukur kepada Tuhan dalam upaya untuk menyucikan hati dan menjaga harmoni dengan alam.
Langkah demi langkah menuju laut, diiringi dengan doa dan mantra kesucian, menciptakan suasana penuh kekhidmatan dan ketenangan. (Sumber Foto: Robertus Risky)
Dalam kesederhanaan ritual Melasti, umat Hindu mengingat kembali bahwa kebersihan fisik dan spiritual adalah kunci untuk mencapai kedamaian dan kebahagiaan sejati. Dengan penuh kesungguhan dan pengabdian dalam menjalani upacara ini, mereka memberikan contoh tentang arti sesungguhnya dari kesucian dan kebersihan, memberi inspirasi bagi semua yang hadir untuk merenungkan dan mengeksplorasi makna yang lebih dalam dari ritual sakral ini. (RR)
Editor : Redaksi