TUJUHPAGI - Ini bukan sekadar soal memberi santunan, melainkan tentang merawat benih-benih harapan yang tumbuh di ruang-ruang yang sering terlupakan. Sebuah gerakan kecil yang dilakukan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Cabang Surabaya, membagikan santunan bagi anak yatim piatu Baitul Maal Madani.
Ini tak sekedar angka dan laporan, tapi sebuah perwujudan kepedulian yang nyata dari rasa kemanusiaan yang mengalir dari hatii.
Irfan Ardianto, pemimpin PNM Surabaya, menyampaikan bahwa hadirnya mereka adalah upaya untuk menjadi lebih dari sekadar lembaga pembiayaan. “Kami ingin menjadi sahabat yang mendengar, yang hadir dalam diam dan memberi kekuatan untuk melangkah,” ujarnya.
Bantuan yang disalurkan—uang tunai, perlengkapan sekolah, dan bingkisan kebutuhan harian—adalah simbol nyata bahwa setiap individu berhak mendapat kesempatan dan perhatian.
Irfan mengatakan, ini adalah upaya kecil yang menyulam harapan, menguatkan semangat, dan membuka ruang bagi mimpi-mimpi yang ingin tumbuh.
Program ini menjadi bagian dari komitmen PNM yang berkelanjutan, dijalankan melalui Baitul Maal Madani, lembaga yang lahir dari solidaritas karyawan PNM sendiri.
Di sini, memberi adalah tindakan yang lahir dari kesadaran kolektif, dari rasa tanggung jawab yang melekat dalam setiap langkah.
Melalui gerakan #PNMuntukUMKM dan #PNMPemberdayaanUMKM, PNM berupaya memperkuat jaringan sosial dan ekonomi yang menopang kehidupan masyarakat, khususnya perempuan prasejahtera dan pelaku usaha mikro.
Tentu, ini akan menjadi perjalanan panjang menuju kemandirian yang berakar pada keberdayaan dan martabat.
Dalam setiap langkah dan senyuman yang lahir dari kepedulian ini, tersimpan cerita tentang dunia yang masih bisa dirajut dengan benang-benang kasih dan perhatian—sebuah dunia yang kita bangun bersama, dengan kesadaran dan cinta.
Editor : Ardhia Tap